PERAN STRATEGIS GURU DI MASA PANDEMI COVID 19 - SMA Negeri 1 Pondidaha

INFO PENDIDIKAN

Post Top Ad

KOTAK BANNER ATAS

Sabtu, 11 April 2020

PERAN STRATEGIS GURU DI MASA PANDEMI COVID 19


PERAN STRATEGIS GURU DI TENGAH PANDEMI COVID 19
Penulis : Taufiq Ilham Putera, S.Pd.,M.Pd.
Kepala SMA Negeri 1 Pondidaha

Sejak pertama mewabah di provinsi Wuhan China Desember lalu sampai sekarang, virus corona yang dikenal sebagai COVID 19 (Corona Virus Disease 2019) telah menggemparkan dunia. Lebih 210 negara (per 11 April 2020) kini tengah berjuang melawan ganasnya virus ini yang mana telah menginfeksi ratusan ribu lebih orang dengan pasien meninggal mencapai puluhan ribu orang termasuk di Indonesia.
Dampak mewabahnya virus corona ini begitu dahsyatnya hingga mengguncang sendi-sendi kehidupan manusia. Mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, agama, politik, sosial, budaya, tak terkecuali dunia pendidikan.
Organisasi Pendidikan, Keilmuwan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menyebut hampir 300 juta siswa di seluruh dunia termasuk indonesia terganggu kegiatan sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Untuk mengantisipasi ini, pemerintah Indonesia kemudian menerbitkan Keputusan Presiden nomor 11 Tahun 2020 tanggal 30 Maret 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disesae 2019 (Covid 19) yang menetapkan bahwa Covid 19 ini merupakan jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat serta wajib dilakukan upaya penanggulangannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah juga memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020 melalui Surat Edaran nomor 4 Tahun 2020. Untuk menekan penyebaran corona, sejak 16 Maret 2020 pemerintah memutuskan agar siswa-siswi belajar dari rumah.  Kebijakan ini diharapkan pemerintah bisa mengurangi mobilitas pelajar dan mahasiswa sehingga dapat menekan penyebaran corona. Dalam praktiknya, proses belajar mengajar di rumah, siswa dan guru dibantu dengan aplikasi belajar online. Namun, sejumlah kesulitan ditemui para guru saat menjalankan metode belajar dari rumah. Belajar di rumah menjadi langkah yang dinilai ampuh dalam memutus rantai penyebaran virus corona.
Efektifkah langkah belajar dari rumah yang sudah berjalan selama ini?.
Tentunya akan banyak kendala dan hambatan dalam melaksanakan pembelajaran di rumah. Di sini orang tua peserta didik dituntut untuk dapat semaksimal mungkin mengambil peran strategis seorang guru untuk membimbing, memotivasi, mengawasi putra putrinya. Kenyataanya, tak sedikit orang tua dan siswa yang kerepotan dengan kegiatan ini sehingga diperlukan kiat khusus. Mereka dapat merasakan betapa besar arti penting seorang guru dalam mendampingi peserta didik dalam berlajar. Di satu sisi orang tua harus bekerja memenuhi kebutuhan keluarga, di sisi lain mereka harus mendampingi putra putrinya dalam belajar.
Di sinilah peran seorang guru begitu dirasakan oleh peserta didik dan orang tuanya. Peserta didik akan menyadari bahwa peran guru tak bisa tergantikan oleh orang lain apalagi oleh teknologi canggih sekali pun. Guru tidak hanya menjadi pengajar dan pelatih, tetapi lebih dari itu guru adalah pendidik. Dengan kompetensi yang ia miliki, guru memiliki pengaruh emosional yang sangat besar bagi seorang peserta didik. Misalnya dalam membimbing bakat dan minat peserta didik, memberikan dorongan dan menanamkan karakter peserta didik yang menjadi makanan sehari-hari peserta didik dengan tak pernah kenal lelah dengan segala karakter peserta didik yang ia hadapi.
Dimasa pandemi Covid 19 ini pemerintah memutuskan bahwa semua proses pembelajaran dilakukan dari rumah melalui moda daring. Dengan kebijakan ini, maka peran guru yang telah dibahas di atas tidak akan mungkin bisa dilaksanakan secara utuh dalam berbagai keterbatasan. Salah satu tugas guru yang urgen adalah mendidik dan melatih peserta didik. Tugas ini dirasakan seakan hilang dalam masa pandemi Corona ini. Program bimbingan dan Konseling oleh guru BK tidak lagi menyentuh secara langsung peserta didik, pembinaan kegiatan kesiswaan terhenti. Ini tentu dapat berpengaruh kepada perkembangan karakter, mental, dan spiritual peserta didik. Untuk sementara ini guru tidak dapat lagi bertatap muka secara langsung dengan peserta didiknya sehingga mengurangi  keterkaitan emosional antara guru dan peserta didik. Di samping itu siswa tidak lagi mendapat arahan dan bimbingan dari guru secara langsung.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa pada saat sekarang peranan guru dalam mendidik dan membelajarkan peserta didik menjadi sangat terbatas dan tidak maksimal oleh karena pembelajaran hanya dapat dilakukan secara daring dengan memanfaatkan berbagai portal dan aplikasi pembelajaran online misalnya; portal Rumah Belajar, Quipper, Google Class Room, Zoom, dll. Namun pada kenyataannya tidak dapat dijamin efektifitas dan efisiensinya karena berbagai kendala dan hambatan. Peserta didik dengan latar belakang kondisi ekonomi yang bervariasi sehingga fasilitas menjadi hambatan utama dalam hal ini. Untuk menjadi bahan pembanding, bahwa di sekolah penulis saat ini pembelajaran masih berlangsung, namun tidak dapat menjangkau peserta didik secara totalitas oleh karena keadaan tersebut, disamping karena kendala tekhnis jaringan internet yang terbatas.  Disamping itu waktu yang tersedia tidak cukup memadai karena tidak dapat dikontrol secara teratur, waktu yang disiapkan oleh beberapa aplikasi pun terbatas.
Selain itu, guru peserta didik akan mudah merasa jenuh dengan kondisi pembelajaran karena rendahnya interaksi antara sesama peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru secara langsung, yang mana interaksi antara sesama peserta didik akan mampu membangkitkan iklim belajar yang kondusif, mereka dapat berkomunikasi secara bebas, saling bertukar pendapat, dan saling memberi informasi. Semua ini tentunya mengurangi kualitas dan kuantitas pembelajaran sehingga akan mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran.
Startegi apa yang sebagiknya diterapkan oleh guru ?
Kreatifitas, kata itu yang harus dibangkitkan oleh seorang guru. Guru harus  mampu menunjukkan kreativitas profesinya dalam melakukan pemodelan baik itu metode maupun materi  pembelajaran untuk meminimalisir rasa jenuh dan bosan peserta didik. Misalnya; memberikan materi pembelajaran dalam bentuk games, kuis, tugas yang dapat mengeksplor kreatifitas peserta didik, dan materi yang kaitan dengan isue penanganan Covid 19.
Tentunya dalam hal ini pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik harus diperhatikan.



KOTAK BANNER BAWAH